SUKU ROTE

SUKU ROTE


Suku Rote adalah salah satu penduduk asli Pulau Rote, yang sebagian di antaranya ada pula yang menetap di Pulau Timor. Selain itu, Suku Rote juga mendiami pulau-pulau di sekitar Pulau Rote, yaitu Pulau Ndao, Pulau Nuse, Pulau Pamana, Pulau Doo, Pulau Heliana, Pulau Landu, Pulau Manuk, dan pulau-pulau kecil lainnya. Ada ahli yang berpendapat bahwa orang Rote sebelumnya bermigrasi dari Pulau Seram di Maluku.


Bahasa Suku Rote termasuk Rumpun bahasa Austronesia, dari Melayu-Polinesia Barat-Selatan, yang terbagi ke dalam beberapa dialek.


Mata pencaharian orang Rote adalah berladang, beternak, menangkap ikan, menyadap nira, dan kerajinan lontar. Tanah yang memiliki pengairan dibuat menjadi sawah atau sawah tadah hujan. Hasil pertanian utama adalah padi ladang, jagung, dan ubi kayu, sedangkan hewan ternak utama adalah kerbau, sapi, kuda, dan ayam. Wanita Suku Rote mengerjakan kerajinan menenun kain tradisional, anyaman pandan, dll.


Sistim kekerabatan suku ini adalah kekerabatan keluarga inti atau keluarga luas, dan bersifat patrilineal dan menjaga adat pernikahan eksogami klan. Gabungan beberapa keluarga luas membentuk klan kecil (nggi leo), gabungan klan-klan kecil membentuk klan besar (leo). Pemimpin klan dinamakan manek atau mane leo.


Kepercayaan tradisional Suku Rote mengenal sosok Sang Pencipta, yaitu Lamatuan atau Lamatuak. Sosok tersebut dipandang sebagai Pencipta, Pengatur, dan Pemberi Berkah, yang dilambangkan tiang bercabang tiga. Pada masa kini, Suku Rote banyak yang telah menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, atau Islam.


Bahasa Rote atau Nal? Rote adalah sebuah bahasa Austronesia yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Selain di pulau Rote, penutur bahasa Rote juga dapat ditemukan di pulau Semau dan Timor.