DIPATI CANGKUANG MASUK ISLAM

DIPATI CANGKUANG MASUK ISLAM


Pada suatu ketika, Sunan Gunung Jati berpergian ke tepi laut. Di sana beliau melihat Dipati Cangkuang bersama patihnya berada di atas perahu terombang-ambing di atas laut. Keduanya berada di atas perahu sedang mencari apa yang dilihat sang Dipati dalam mimpinya.


Sang Dipati dalam mimpinya menerima petunjuk yang mengatakan bahwa jika dia ingin mendapat kebahagiaan hidup, dia harus mencari udang jantan dan betina yang sejodoh. Itulah mengapa sang Raja bersama patihnya terombang-ambing diatas lautan.


Sudah lama keduanya mencari, akan tetapi belum juga memperoleh apa yang dicarinya, walaupun telah membawa serta jala pukat penangkap ikan. Keduanya kemudian dipanggil oleh Sunan Gunung Jati, lalu mereka turun dari perahunya, dan keduanya pun menemui Sunan Gunung Jati kemudian menceritakan maksud mereka kepada Sunan Gunung Jati.


Kemudian Sunan Gunung Jati berkata “He Raja Cangkuang dan Ki Patih, sesungguhnya yang dimaksud udang betina itu adalah Babu Dampul, dan yang dimaksud udang jantan itu adalah diriku sendiri, janganlah tuan-tuan salah menafsirkan” begitu penjelasan Sunan Gunung Jati.


Mendengar penjelasan demikian, Dipati Cangkuang kemudian bersedia mengikutinya. Kemudian Sunan Gunung Jati berkata padanya: “Pada kenyataannya, tiada perbedaan antara mati dan hidup. Makan dan minum ataupun menyandang kebesaran. Dalam saban harinya kita hanya beruapaya mencari dunia, padahal yang dicari itu hanya bersifat Fana. Itulah nyatanya dunia”


Mendengar kata-kata Sunan Gunung Jati demikian, air mata Dipati Cangkuang menetes, hatinya tersentuh, ia ingin masuk Agama Islam. Sang Raja kemudian segera diajarkan kalimat sahadat. Sesudah Dipati Cangkuang menerima ajaran utama itu, Patih Kering pun kemudian ikrar masuk Agama Islam.


Setelah peristiwa itu, Dipati Cangkuang tidak lagi kembali ke Cangkuang menjadi Raja, beliau lalu diganti namanya menjadi Pangeran Carbon Girang. Dipati Cangkuang pun bersyukur, karena dengan demikian telah pulih kembali hubungan kekeluargaannya. Karena Dipati Cangkuang yang sesungguhnya bernama Permadi Puti ini, adalah Putera Prabu Siliwangi dari Pajajaran. 


Sekarang Dipati Cangkuang sudah gembira, karena disamping beliau dapat berkumpul dengan keponakannya (Sunan Gunung Jati) beliau juga kemudian dijadikan Penguasa di Cirebon Girang.


Kisah di atas, dapat anda temuai dalam Naskah Mertasinga.