KISAH DI BALIK RONCE MELATI PADA KERIS PENGANTIN PRIA

KISAH DI BALIK RONCE MELATI PADA KERIS PENGANTIN PRIA 


Sejarah tradisi mengalungkan ronce bunga melati di keris pada mempelai pria bermula sejak masa Ki Juru Mertani, penasehat Sutawijaya alias Panembahan Senopati, pendiri kesultanan Mataram. Ki Juru Mertani memulai tradisi tersebut saat putranya menikah. Ia terinspirasi Arya Penangsang, Adipati Jipang Panolan, yang tewas saat bertempur dengan Sutawijaya.


Ki Juru Mertani terkesan dengan kegagahan dan keperkasaan Arya Penangsang saat perang tanding melawan Sutawijaya. Dikisahkan, saat adu kanuragan, tombak Kyai Pleret yang dipakai Sutawijaya mengenai lambung Arya Penangsang, hingga ususnya terburai. Meski demikian Arya Penangsang tetap bertempur. Ia menyangkutkan buraian ususnya pada wrangka keris Setan Kober yang terselip di pinggangnya.


Sutawijaya sempat terdesak dan tibalah kesempatan itu digunakan oleh Arya Penangsang untuk segera menuntaskan peperangan. Ia mencabut keris dari warangkanya. Namun nahas, tanpa sadar mata keris Setan Kober langsung memotong ususnya dan Ia tewas seketika.


Melihat itu, Ki Juru Mertani menginginkan putranya seperti Arya Penangsang. Ia menyimbolkan harapan tersebut dengan mengenakan keris pada anaknya berhias ronce bunga melati, yang digambarkan seperti usus Arya Penangsang saat bertempur dengan Sutawijaya. Dengan begitu maka pengantin pria akan tampak lebih gagah, dan tradisi tersebut tetap digunakan hingga saat ini.