Penerbangan Indonesia ke Belanda zaman Kolonial
Penerbangan Indonesia ke Belanda zaman Kolonial
Dulu bangsa Eropa banyak memiliki wilayah jajahan di belahan dunia. Salah satunya Belanda yang menjajah Indonesia tiga abad lamanya.
Sebelum ada pesawat terbang, para bule Belanda hilir mudik ke Dutch East Indies (Indonesia) dengan menumpangi kapal laut. Mereka harus sabar menempuh waktu enam hingga delapan pekan lamanya, paling cepat satu bulan, untuk sampai di Indonesia.
Namun, kemajuan teknologi yang dicapai manusia telah memudahkan mereka berlalu lalang dari Belanda ke Indonesia. Saat itu pesawat terbang telah berhasil diciptakan dan mampu memperpendek waktu perjalanan ke lokasi tertentu.
Seperti dutch-aviation.nl, maskapai kerajaan Belanda, KLM, resmi didirikan pada 25 September 1930. Salah satu prestasi besar yang berhasil dicapai maskapai itu dalam sejarah penerbangan adalah berhasil menempuh penerbangan dari Amsterdam ke Batavia (Jakarta), yang saat itu dikuasai Belanda.
Meski penerbangan menempuh jarak lebih dari 11 ribu kilometer, teknologi navigasi yang digunakan belum secanggih seperti sekarang. Saat itu, pilot masih menggunakan peta topografi berwarna dan bantuan dari operator radio di darat. Selama penerbangan, operator radio akan membantu navigasi sepanjang garis pantai yang digunakan sebagai jalur penerbangan.
Pada tahun 1935, penerbangan dari Amsterdam menuju Batavia diperkenalkan untuk pertama kalinya. Awalnya, maskapai hanya melayani penerbangan sekali seminggu.
Kemudian pada 12 Juni 1935, maskapai melayani penerbangan dua kali seminggu. Pesawat yang digunakan untuk penerbangan itu berjenis DC2 PN-AKN "Nachteegal" dengan nomor penerbangan 241.
Dengan mempertimbangkan daya angkut dan jarak tempuh, maskapai hanya memperbolehkan maksimal 5 penumpang. Selanjutnya jumlah penumpang bertambah menjadi 7. Waktu tempuhnya sekitar 10 hari.
Seusai penerbangan panjang itu, para awak menghabiskan waktu selama 6 hari beristirahat di Lembang, Bandung. Selain melayani rute jarak jauh, maskapai MLM juga melayani rute penerbangan jarak pendek, yaitu dari Singapura ke Batavia yang mendarat di Tjililitan Airport, sekarang Halim. Penerbangan pendek itu juga melakukan transit di Palembang.
Sumber https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-terbang-10-hari-amsterdam-jakarta-di-era-kolonial.html