Asal Usul Raja-Raja Bima Menurut Kitab BO Istana Bima

ASAL USUL RAJA-RAJA BIMA MENURUT BO ISTANA BIMA


Salah satu bagian Bo Istana Bima menjelaskan tentang asal usul Sang Bima, pendiri Kerajaan Bima. sekaligus menjadi cerita asal usul raja raja di Kerajaan Bima. Isi dari kitap bo inih selalu disalin sejak dahulu kala dan dicertakan dari generasi ke generasi para  sangaji bima.

Dikisahkan bahwa asal usul raja raja Bima adalah hasil perkawinan Sang Bima dengan puteri nya sendiri yang bernama Indra Tasi Naga. Puterinya ini lahir dari hubungan Sang Bima dengan seorang puteri Raja Naga. Perkawinan Sang Bima dengan puterinya itu melahirkan dua orang anak yakni Indra Zamrut dan Indra Kumala.

Cerita asal usul raja raja Bima ini telah di alih aksara kan dan di terbitkan oleh Henry Cambert Loir dengan dikasih judul KERAJAAN BIMA DALAM SASTRA DAN SEJARAH. Kisah lengkap nya adalah berikut ini:

Alkisah maka tersebutlah perkataan cerita perbuatan sang Bima. Maka perginya melihat termasa timur, maka bertemulah dengan anak RAJA NAGA di pulau Satonda namanya, maka lalu terpandangan mata keduanya, itupun menjadi hamillah mengandung anak. Maka apabila sampai daripada bulannya, lalu berputra akan seorang perempuan bernama tuan putri Indra Tasi Naga. Maka apabila datang sang raja sang Bima dari timur, maka diperbinikan anaknya itu, maka berputra akan dua anak laki-laki, seorang bernama maharaja Indra Kemala dan kedua bernama maharaja Indra Zamrut. (Henry Cambert Loir, Kerajaan Bima Dalam Sastra dan Sejarah, hal. 104).

Selanjutnya dikisahkan bahwa kedua putera Sang Bima itu dilarung ke laut kemudian sampai di teluk cempi Negeri Dompu. Kedua putera Sang Bima di sambut oleh penduduk dompu dengan hormat tapi keduanya tidak suka tinggal di Negeri Dompu. Keduanya lebih suka tinggal di Negeri Bima karena itulah pesan dari ayah mereka bernama Sang Bima.

Lanjutan dari kisah tersebut adalah: "Maka dipermasukkannya anakanda kedua dalam buluh bujung dan ditutupkannya dengan permata mutiara, maka dibuangkan ke dalam laut, maka dihanyutkan air dan ombak, lalu keluarlah di negeri Dompu. Maka terpandang oleh Pata Kula ke dalam lautan umpama pulau yang terbakar menyala-nyala cahayanya. Maka Pata Kula dengan segala orang Dompu lalu pergi mengelu-elukan dan menyambutkan paduka kedua raja itu, tiada boleh sekali-kali ditentang nyata, cahayanya seperti bulan dan matahari, maka barang siapa memandang padanya, niscaya bihuslah seperti orang mati. Maka dipeliharakan oleh orang Dompu dengan sepertinya serta kesukaan dan kerelaan yang tiada diumpamakan. Maka berhimpunlah sekalian orang orang Dompu dengan segala permainan dan bunyi-bunyiannya yang terlalu azmat ramainya. Maka dalam demikian itu dalam pikirannya tiada suka rela hatinya duduk di dalam negeri itu sebab tiada biasanya.

Arkian lalu berpindah raja kedua itu dengan anak Ncuhi Pata Kula, berjalan keluar dari negeri Dompu, akan menuju jalan ke Bima karena negeri itulah disuruh ketinggalan oleh paduka ayahanda Sang Bima" (Henri Chambert Loir, ibid: hal. 104).

Selanjutnya Indra Zamrut dan Indra Kumala diantarkan ke Negeri Bima. Indra Zamrut tinggal bersama Ncuhi Parewa sedangkan Indra Kumala tinggal bersama Ncuhi Doro Woni. Indra Zamrut kemudian dinobatkan menjadi raja Bima menggantikan maha raja Sang Bima.