AGAMA DI MAJAPAHIT
AGAMA DI MAJAPAHIT
Jika anda menyimak sejarah Jawa era Majapahit maka anda akan menemukan jika agama-agama di Jawa bebas dipeluk oleh rakyat dan bahkan Raja dan para Pembesar Kerajaan.
Raja Majapahit dalam banyak catatan memeluk Agama Hindu, sementara para Pembesar Kerajaan ada yang memeluk Agama Hindu dan Budha, yang memeluk Budha contohnya Gajah Mada dan Empu Nala. Sementara yang memeluk Islam contohnya Raden Husain (Adipati Terung) Arya Teja (Adipati Wilwatikta) dan lain sebagainya. Selain tiga agama tersebut, ada juga Agama Siwa-Budha yaitu agama Sinkretisme Hindu Pemuja Siwa & Budha.
Mengapa orang Jawa Era Majapahit tidak mempermasalahkan Agama ?
Ada beberapa orang yang berasumsi jika Agama dalam masyarakat Jawa era Majapahit sudah menjadi hal yang tidak begitu harus dipertahankan secara ngotot. Hal ini dikarenakan orang Jawa telah belajar dari pendahulunya Mataram Kuno (Medang), dimana Persaingan Antara Hindu & Bunda (Adu Kuat Dinasti Sanjaya & Sailendra) menyebabkan kesengsaraan rakyat. Itulah sebabnya para Raja-Raja Jawa selepas runtuhnya Mataram Kuno tidak mau lagi mabok agama.
Karena belajar dari hal itulah sifat orang Jawa sangat terbuka dengan ajaran agama yang datang, sehingga pikirannya terbuka dan tidak fanatik apabila ada ajaran agama baru yang menurut mereka lebih benar, mereka akan tidak segan-segan meninggalkan agama lama dan masuk agama baru jika menurut mereka benar.
Pola pikir manusia Jawa macam itu nantinya berdampak pada rasa hormat yang tinggi dari orang Jawa pada peninggalan leluhurnya meskipun berbeda agama dari Meraka. Orang Jawa yang Islam akan begitu bangga kepada peninggalan nenek moyangnya era Hindu, Budha, Meraka akan menjaga dan membelanya. Maka jangan heran Orang Islam Jawa begitu bangga sekali dengan Peradaban Medang, Kediri, Singasari dan Majapahit. Hal ini tentu tidak akan ada temuan dalam bangsa lainnya kecuali sedikit saja.
Jika anda berkunjung ke Keraton Cirebon maka anda disana akan menemukan situs Lingga dan Yoni peninggalan orang-orang Hindu sebelum Islamnya Cirebon, disana benda itu dirawat dan tidak boleh siapapun yang melecehkannya, uniknya yang memerintahkan macam itu Raja Cirebon sendiri. Karena Rajanya seperti itu ya nanti rakyatnya begitu. Ini contoh Saja.