TANAH MINANGKABAU
TANAH MINANGKABAU
Sekarang memang banyak orang utamanya orang-orang dari Siak, Indragiri dan Kampar menafikan kenyataan bahwa mereka dahulunya bagian dari tanah Minangkabau.
Sejatinya, wilayah yang dinamakan Minangkabau itu luas, tidak seperti sekarang yang hanya identik dengan Sumatra Barat. Luasnya tanah Minangkabau pada zaman dahulu itu karena memang bangsa Minang adalah bangsa hebat yang begitu gemilang.
Ada pepatah yang menyatakan " Jika Gemilang dimasa lalu biasanya gemilang dimasa depan" Begitupun dengan Minang dulu hebat sekarangpun hebat terbukti Minang menjadi yang begitu penting dalam berdirinya Negara Indonesia. Ini bukan bualan tapi fakta.
Bukti Kongkrit bahwa tanah Minang itu luas sebagaimana yang telah dijelaskan adalah datang dari catatan Tomé Pires dalam bukunya Suma Oriental, dimana dalam catatanya ia menuliskan jika "tanah Minangkabau selain dataran tinggi pedalaman Sumatra tempat di mana rajanya tinggal, juga termasuk wilayah pantai timur Arcat (antara Aru dan Rokan) ke Jambi dan kota-kota pelabuhan pantai barat Panchur Barus, Tiku dan Pariaman".
Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Tambo Minang dibawah ini :
Dari Sikilang Aia Bangih
Hinggo Taratak Aia Hitam
Dari Durian Ditakuak Rajo
Hinggo Aia Babaliak Mudiak
Maksudnya : Sikilang Aia Bangih adalah batas utara, sekarang di daerah Pasaman Barat, berbatasan dengan Natal, Sumatera Utara. Taratak Aia Hitam adalah daerah Bengkulu. Durian Ditakuak Rajo adalah wilayah di Kabupaten Bungo, Jambi. Yang terakhir, Aia Babaliak Mudiak adalah wilayah di hilir sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau sekarang.