DARI KAWASAN MANA ISLAM HADIR DI NUSANTARA

DARI KAWASAN MANA ISLAM HADIR DI NUSANTARA


Sejak dinasti Tang mencatat keberadaan saudagar Tazhi muslim di Kalingga, kerajaan di Jawa pada tahun 674 Masehi hingga catatan Ma Huan pada kunjungan Cheng Ho yang ke tujuh ke Jawa tahun 1433 M, Islam belum dianut secara besar-besaran oleh penduduk Nusantara. Itu berarti, selama rentang waktu 750 tahun Islam bulum diterima secara besar-besaran oleh penduduk Nusantara.

Sejauh ini, sedikitnya ada empat teori yang dihubungkan dengan proses islamisasi di Nusantara.

1. Teori yang menyatakan Islam berasal dari India terutama dari wilayah Gujarat, Malabar, Coromandel, Bengal, didasarkan pada asumsi kesamaan madzab Syafi'i, kesamaan batu nisan, kemiripan sejumlah tradisi dan arsitektur India dengan Nusantara. Teori ini didukung oleh Prof. Pijnappel, C. Snouck Hurgronje, S.Q. Fatimy, J.P. Moquette, R.A.Kem, R.O. Winstedt, J. Gonda, dan B.J.O. Schieke.

2. Teori yang menyatakan Islam datang dari Arab langsung berdasar kesamaan madzab yang dianut di Mesir dan Hadramaut atau Yaman dengan madzab yang dianut di Nusantara, madzab Syafi'i. Pendukung teori ini adalah Crawfurd, Keyzer, P.J. Veeth dan Sayed Muhammad Naquib al-Atas.

3. Teori yang menyatakan Islam berasal dari Persia mendasarkan pada asumsi  adanya kesamaan pada sejumlah tradisi keagamaan antara Persia dengan Nusantara, seperti peringatan Asyura atau sepuluh Muharom, sistem mengeja huruf Arab dalam pengajaran al-Qur'an khas Persia untuk menyebut tanda bunyi harakat seperti jabar ("a"), jer ("i"), pes ("u"), huruf Sin tanpa gigi, pemuliaan Ahli Bait dari keluarga Ali bin Abi Tholib, dan sebagainya. Teori ini didukung oleh P.A. Hosein Djajadiningrat, Robert N. Bellah, Prof. A. Hasymi, Prof. Aboe Bakar Aceh, dan Ph. Van Ronkel.

4. Sementara itu, teori yang menyatakan bahwa Islam berasal dari Cina mendasarkan pada asumsi  adanya unsur kebudayaan Cina dalam sebuah unsur kebudayaan Islam di Nusantara, terutama berdasar sumber kronik dari kleteng Sampokong di Semarang. Teori ini didukung olah Prof. Slamet Muljana. Sejarawan H.J. De Graaf telah menyunting kronik Cina yang diklaim dari hasil rampasan Residen Poortman di Semarang yang memperlihatkan pengaruh orang-orang Cina dalam pengembangan Islam di Nusantara.