LAHIRNYA SYEKH SITI JENAR

LAHIRNYA SYEKH SITI JENAR


Kelahiran Syekh Siti Jenar diceritakan dalam berbagai sumber, Babad Demak dan Babad Tanah Jawi menyebutkan bahwa Syekh Siti Jenar lahir dari cacing yang bermetamorfosa menjadi manusia (El-Ghuyanie, hlm 65).


Menurut kedua sumber tersebut, hal tersebut terjadi ketika Sunan Bonang mengajarkan ilmu hakikat pada Sunan Kalijaga di atas prahu yang mengapung di tengah-tengah danau.


Peristiwa dimulai ketika Sunan Bonang sedang khusus menjelaskan wejangannya, tiba-tiba prahu yang ditumpangi keduanya berlubang, maka diambilah segenggam tanah liat untuk menambal kebocoran, ternyata dalam tanah tersebut terdapat seekor cacing yang ikut mendengarkan wejangan, cacing itulah yang kemudian berubah menjadi Syekh Siti Jenar.


Asal-usul kelahiran Syekh Siti Jenar yang dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi dan Babad Demak di atas jelas sesuatu yang mungkin dibuat-buat. 


Secara tendensius Syekh Siti Jenar dianggap berasal dari binatang, prihal kelahiran Syekh Siti Jenar dari binatang hina (cacing) dalam kedua naskah tersebut tidak hanya digambarkan pada saat kelahiran Siti Jenar, melainkan juga pada saat kematiannya, hanya saja pada saat kematiannya Syekh Siti Jenar digambarkan berubah menjadi seekor anjing kurap. 


Citra buruk soal kisah kelahiran Syekh Siti Jenar memang lebih populer ketimbang kisah dari sumber lain yang lebih masuk di akal.


Menurut Mulkhan (2015: 9-10), bahwa berdasarkan analisis kesejarahan yang ia dapat dari sumber-sumber Sejarah Keraton Cirebon, bahwa Syekh Siti Jenar yang mempunyai nama asli Abdul Jalil merupakan sepupu dari Syekh Nurjati (Syekh Datuk Kahfi), pelopor Islam di Cirebon yang juga merupakan guru dari para Pendiri Kesultanan Cirebon termasuk didalamnya guru Sunan Gunung Jati.


Selaras dengan apa yang dinyatakan Mulkhan, Sholikhin (20014:46) mengungkapkan bahwa pada Tahun 1425 seorang Ulama Malaka yang bernama Datuk Shaleh bersama istrinya tiba di Cirebon, pada saat itu Istri Datuk Shaleh sedang mengandung Siti Jenar, keduanya kemudian menetap di Cirebon. Keduanya berdagang di Cirebon sambil mendakwahkan Islam membantu Syekh Nurjati. Akan tetapi tidak lama selepas itu, yaitu selepas kelahiran Siti Jenar Datuk Shaleh wafat. Beliau wafat di awal Tahun 1426.