KOTA YANG DIBANGUN & DIDIRIKAN OLEH NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

KOTA YANG DIBANGUN & DIDIRIKAN OLEH NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


     Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.001 pulau. Sejak kecil, anak-anak Indonesia sudah diperdengarkan lagu tentang nenek moyang mereka yang dahulu menjadi pelaut ulung yang mengarungi samudera.


     Sebuah relief kapal Phinisi di Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-8 menceritakan keagungan nenek moyang bangsa Indonesia jauh sebelum bangsa Eropa menjelajah dunia. Tidak heran kita dapat menemukan beberapa kota & desa di Asia Tenggara yang didirikan oleh Leluhur Indonesia atau pendatang dari wilayah yang kita sebut sekarang sebagai Indonesia modern.


1 • SINGAPURA ????????


     Kerajaan Singapura adalah kerajaan Hindu-Buddha yang diperkirakan telah didirikan pada awal sejarah Singapura di atas pulau utamanya Pulau Ujong, yang saat itu juga dikenal sebagai Temasek, dari tahun 1299 hingga kejatuhannya antara tahun 1396 dan 1398.


     Menurut Malay Annals, seorang pangeran Palembang (ibukota kuno Kerajaan Sriwijaya, yang terletak di Sumatera Selatan, sekarang Indonesia) yang melarikan diri yang melarikan diri bernama Sang Nila Utama, berlindung di pulau Bintan selama beberapa tahun sebelum ia berlayar dan mendarat di Temasek di  1299. Di era ini, Temasek adalah pos perdagangan kecil dan sebagian besar dihuni oleh para pelaut Orang Laut.  Secara historis, Orang Laut ini sangat setia kepada raja-raja Melayu, berpatroli di laut yang berdekatan dan memukul mundur bajak laut kecil lainnya, mengarahkan pedagang ke pelabuhan penguasa Melayu mereka dan mempertahankan dominasi pelabuhan tersebut di daerah tersebut.  Orang Laut ini akhirnya mengangkatnya sebagai Raja dan Sang Nila Utama mengganti nama Temasek menjadi "Singapura" dan mendirikan ibu kotanya di sekitar muara Sungai Singapura.


2 • MALAKA ????????


     Parameswara dianggap sebagai orang yang sama namanya dalam Sejarah Melayu sebagai Iskandar Shah, adalah raja terakhir Singapura dan pendiri Malaka.  Menurut Malay Annals, dia memerintah Singapura dari tahun 1389 hingga 1398. Raja melarikan diri dari kerajaan pulau tersebut setelah invasi angkatan laut Majapahit pada tahun 1398 dan mendirikan benteng barunya di muara sungai Bertam pada tahun 1402. Dalam beberapa dekade, kota baru tersebut berkembang pesat menjadi  menjadi ibu kota Kesultanan Malaka.  Namun catatan Portugis, yang ditulis seratus tahun setelah kematiannya, menunjukkan bahwa dia berasal dari Palembang di Sumatra dan merebut tahta Singapura;  dia diusir, baik oleh Siam atau Majapahit, dan kemudian mendirikan Malaka.


3 • KOH PANYEE ????????


     Koh Panyi adalah pulau kecil dengan dataran kurang lebih 1 rai dan 200 rumah.  Sebagian besar penghuninya adalah Muslim Thailand, mencari nafkah dengan Memancing dan menjual suvenir dan Makanan kepada pengunjung.


     Desa ini dirikan oleh 3 keluarga yang meninggalkan kepulauan yg sekarang disebut Indonesia sekitar 200 tahun yang lalu! Keluarga berpisah dan berjanji satu sama lain bahwa siapa pun yang menemukan ikan dalam jumlah banyak akan mengibarkan bendera untuk memberi isyarat kepada yang lain. Salah satu keluarga - Toh Baboo, menemukan pulau ini dan menepati janjinya, mengibarkan bendera di sini - memberi nama pulau itu yang diterjemahkan menjadi 'Pulau Bendera'.  Hari ini tempat itu adalah rumah bagi sekitar 300 keluarga.


 4 • TERNATE di Provinsi Cavite ????????


     Kotamadya Ternate (Tagalog: Bayan ng Ternate, Chavacano: Municipio de Ternate), adalah sebuah kotamadya kelas 4 di provinsi Cavite, Filipina.  Menurut sensus tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 24.653 jiwa.


     Nama Ternate berasal dari pulau Ternate, yang merupakan asal pemukim di wilayah tersebut pada akhir tahun 1600-an (dari Maluku, kepulauan di wilayah Indonesia modern).


     Penghuni pertama tempat ketujuh keluarga Merdica di Bagong Bayan, (dekat Ermita) Manila.  Merdicas/Mardicas/Merdeka berarti "manusia laut" atau "orang bebas".  Tercatat karena keberanian mereka, Mardicas adalah orang-orang dari Ternate di Kepulauan Maluku, yang secara sukarela datang ke Manila bersama dengan Garnisun Spanyol yang ditarik keluar dari pulau itu oleh Gubernur Jenderal Spanyol Manrique de Lara pada tahun 1662 untuk memperkuat pertahanan Manila di  persiapan untuk ancaman invasi oleh bajak laut-patriot Cina Koxinga, setelah dia menaklukkan Formosa dari Belanda.  Komunitas yang sebagian besar dibangun oleh keluarga Merdica ini diberi nama “Ternate” untuk mengenang tempat kelahiran leluhur mereka di Maluku.