Filosofi Penempaan Keris

Filosofi Penempaan Keris

...... 

Jika diamati lebih dalam, penempatan keris di belakang ternyata memiliki beragam posisi. Masing-masing posisi mengandung makna tertentu yang membentuk pola pikir dan kebiasaan orang Jawa.


Berikut ini adalah makna dari masing-masing posisi penempatan keris di bagian belakang badan seseorang yang dikutip iNews.id dari situs UPT Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta pada Rabu (25/1/2023).


1.Ngogleng

Posisi pertama kerap disebut Ngogleng, dimana keris akan dimasukkan ke dalam lipatan kedua dan ketiga sabuk stagen yang kerap ada dalam pakaian adat Jawa. Sementara gagangnya biasanya akan condong ke sebelah kanan. 

Posisi Ngogleng kerap dikenakan oleh abdi dalem dan masyarakat umum. Mereka meletakkan keris di bagian belakang dengan posisi tersebut saat menghadiri acara resmi yang bersifat hiburan.


2. Kureban 

Jika Ngogleng membuat gagang keris condong ke kanan, posisi Kureban justru menjadikannya menghadap ke bawah. Ketika memakai keris dengan posisi seperti ini, maka orang tersebut biasanya sedang menghadiri acara duka cita.


3. Posisi Ngewal membuat keris masuk ke dalam lipatan stagen. Sementara itu, ujungnya terlihat miring ke bagian kiri. Pada praktiknya, posisi tersebut biasa digunakan oleh prajurit keraton dalam perjalanan.


4. Andoran

Andoran atau biasa disebut Dederan atau Jejeran membuat keris terlihat tegak lurus di punggung. Posisi ini kerap digunakan saat seorang akan menghadap raja atau mengunjungi tempat-tempat sakral, seperti tempat ibadah maupun makam leluhur


5. Anggaran

Berbeda dengan posisi-posisi sebelumnya, Anggaran membuat keris berada di samping paha tanpa harus dimasukkan ke dalam lipatan stagen. Posisi tersebut kerap digunakan seorang prajurit dalam peperangan.