HARI TARI SE DUNIA
Setiap tanggal 29 April, dunia memperingati Hari Tari Sedunia.
Peringatan ini bertujuan untuk merayakan dan mengekspresikan perdamaian, kebahagiaan, atau apapun dalam bentuk seni tari sesuai (negara) dengan budayanya masing² ..
Tarian telah ada seiring kelahiran peradaban manusia.
Rekaman² tertua tentang tarian muncul dalam lukisan²,di makam² Bangsa Kemet (Mesir Kuno) yang berasal dari tahun 3000 SM.
Tari bisa dilakukan oleh seorang penari atau oleh banyak penari.
Tari kolosal di Indonesia disebut Sendratari. Yang terkenal hingga sekarang adalah Sendratari Ramayana. Di pentas kan di area candi Prambanan.
Dengan latar belakang bulan purnama.
Begitu pula di Nusantara, pertunjukan seni tari merupakan salah satu aktivitas yang sudah berkembang pada masa lalu.
Hal ini terekam dalam relief² Karmawibhangga yang berada dalam kaki tertutup Sambharabudhara di Magelang, Jawa Tengah. Relief² ini merupakan potret kehidupan masyarakat Kerajaan Medang pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi.
Ada banyak tarian yang tergambar dalam relief² tersebut.
Salah satu tarian yang terekam adalah tarian yang dilakukan oleh penari wanita di hadapan seorang bangsawan.
Dalam relief ini juga menampilkan sekelompok pengiring musik, penonton yang bertepuk tangan dan sang bangsawan yang sedang menikmati pertunjukan.
Umumnya, pertunjukan tari di Jawa pada masa itu terbagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya. Yang pertama adalah pertunjukan ritual keagamaan atau adat, dan yang kedua adalah pertunjukan hiburan domestik biasa. Pertunjukan domestik sendiri juga terbagi menjadi dua jenis pertunjukan yang berbeda berdasarkan audiensi: bangsawan atau penduduk desa. Akibatnya, penari juga terbagi menjadi dua kelas sosial.
Yang pertama adalah para seniman tari keraton yang dimiliki oleh raja, sedangkan yang kedua adalah seniman tari biasa.
Seniman keraton biasanya dipekerjakan dan digaji oleh istana kerajaan, sedangkan seniman biasa melakukan pertunjukan mereka secara profesional di tengah² masyarakat.
Seniman tari profesional ini umumnya tampil di pasar atau berpindah² dari satu desa ke desa lain,sesuai dengan panggilan.
Pertunjukan keliling seperti ini disebut sebagai "rara mabramana tintonton", yang terjemahan bebasnya "gadis yang berkeliling desa untuk ditonton".
Dalam Bahasa Jawa saat ini, seniman tari keliling seperti ini lebih dikenal dengan sebutan seniman "ambarang/mbarang", "lèdhèk", "tayuban", atau di beberapa daerah lain disebut "ronggèngan".
Selamat merayakan Hari Tari Sedunia, lestarikan budaya Nusantara ..
Sumber:
Karma-vibhanga: Deeds and their Results, yang disusun oleh Bikku Anandajoti dalam Situs Photodharma Network.
Keterangan foto:
Atas: Lokasi Relief Karmawibhangga di kaki tertutup Sambharabudhara (Candi Borobudur); Bawah: Relief Nomor 72 (Hak cipta: KITLV/Kassian Cephas).