Keraton Kerajaan Padjajaran

KERATON KERAJAAN PAJAJARAN


Keraton Kerajaan Pajajaran kini memang  tidak berbekas, namun bukan berarti tidak ada sumber sejarah yang menceritakan mengenai Rupa dan Wujud Keraton itu. 


Menurut Carita Parahiyangan fragmen K 406 Kloksi dari Museum Nasional Jakarta, bahwa nama dari Keraton Kerajaan Pajajaran (Sunda) adalah "Sri Bima, Punta, Narayana Madura Suradipati". Keraton pada mulanya dibangun oleh Maharaja Tarusbawa (Raja Sunda Pertama, Menjabat Pada 669 - 723).


Dari zaman Maharaja Tarusbawa hingga zaman Raja-Raja setelahnya Keraton terus dijaga, dipercantik dan diperluas. Hanya saja pembangunan besar-besaran Keraton secara signifikan terjadi ketika Sunda diperintah Oleh Sri baduga Maharaja (1482-1521).


Menurut Poerbatjaraka, bahwa panjangnya Nama Keraton/Kedaton Kerajaan Pajajaran mengindikasihkan jika dalam komplek Keraton terdapat Bangunan Lima Bangunan Utama yaitu Bangunan yang dinamai  (1) Sri Bima (2) Punta (3) Narayana (4) Madura (5) Suradipati. Menurutnya bahawa kelima Bangunan Keraton ("panca

persada" (lima keraton) tersebut berdiri berjejer menjulang tinggi.  Hal ini juga sesuai dengan Catatan Orang-Orang Portugis ketika mengunjungi Ibu Kota Kerajaan (1512 dan 1522). Menurut mereka (orang Portugis) ibukota Pajajaran

bisa dicapai setelah dua hari perjalanan menyususri sungai. Bangunan keratonnya

berjajar dan menjulang tinggi, terbuat dari kayu yang ditopang dengan tiang-tiang

sebesar drum, tampak indah berhiaskan relief-relief. (Danasasmita, 2014)


Sementara itu letak Keraton berada di Pakuan Pajajaran yang merupakan  ibu kota Kerajaan Lokasinya berada di wilayah Bogor, Jawa Barat sekarang. ibukota Pajajaran

bisa dicapai setelah dua hari perjalanan menyususri sungai. Bangunan keratonnya

berjajar dan menjulang tinggi, terbuat dari kayu yang ditopang dengan tiang-tiang

sebesar drum, tampak indah berhiaskan relief-relief. (Danasasmita, 2014)


#Keratonpajajaran #pajajaran