Sejarah Marga Purba Simalungun
???????????????????????????? ???????????????????? ???????????????????? ????????????????????????????????????????
Marga Purba adalah salah satu dari banyak marga atau kelompok kekerabatan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Batak terbagi ke dalam enam sub-suku atau puak, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.
Purba merupakan satu dari empat marga asli Simalungun, yang kerap disingkat sebagai SISADAPUR (Sinaga, Saragih, Damanik, Purba). Marga Purba terdiri dari banyak turunan marga, seperti Purba Tambak, Purba Sidasuha/Purba Dasuha, Purba Pakpak, Purba Sigumonrong, Purba Tua, dan masih banyak lainnya.
Berikut ini sejarah marga Purba Simalungun.
Sejarah Marga Purba Menurut bahasa Sansekerta, istilah "Purba" berasal dari kata "Purwa", yang bermakna timur. Sedangkan menurut bahasa Batak Simalungun, Purba berarti gelagat masa datang, pengatur, pemegang undang-undang, tenungan pengetahuan, dan cendekiawan.
Terdapat beberapa teori mengenai asal-usul marga Purba, yang telah menjadi bagian dari cerita rakyat Simalungun.
Salah satu cerita mengisahkan sosok bernama Narasi, yang diyakini sebagai leluhur pertama marga Purba. Narasi bersama Narasag dan Naraga, yang merupakan leluhur Saragih dan Sinaga, dipersilakan oleh empat putra Darayad Damanik, leluhur awal marga Damanik, untuk bermigrasi ke wilayah Simalungun di Sumatera Utara saat ini.
Migrasi ini terjadi pada sekitar abad ke-3, saat terjadi gejolak politik di India. Mereka berasal dari wilayah timur laut India, tepatnya sekitar daerah Chota Nagpur, pegunungan Assam, dan Nagaland, yang melakukan perjalanan laut melalui Selat Malaka hingga akhirnya mencapai pantai timur Pulau Sumatera.
Tempat pertama kali mereka mendarat adalah di Pagurawan, sekarang di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Setibanya di sana, mereka kemudian membangun permukiman di sekitar aliran Sungai Bah Hapal, dan keturunannya menyebar ke pedalaman hingga wilayah Simalungun.
Selain itu, ada juga cerita yang menyebutkan bahwa leluhur marga Purba berasal dari Siam (Thailand) dan Manchuria (China). Mulanya, nenek moyang orang Simalungun tinggal di pesisir pantai timur Pulau Sumatera. Mereka kemudian terdesak oleh kedatangan etnis Melayu dari Semenanjung Malaya, sehingga bermigrasi ke pedalaman hingga akhirnya mencapai sekitar Danau Toba.
Di Simalungun, muncul empat kerajaan, yakni Dolok Silau, Raya Kahean, Siantar, dan Tanah Jawa. Empat kerajaan tersebut kemudian pecah menjadi tujuh, yaitu:
1. Kerajaan Dolok Siau dengan rajanya marga Purba Tambak
2.Kerajaan Silima Kuta dengan rajanya marga Purba Gisang
3. Kerajaan Purba dengan rajanya marga Purba Pakpak
4. Kerajaan Raya dengan rajanya marga Saragih Garingging
5. Kerajaan Panei dengan rajanya marga Purba Sidasuha
6.Kerajaan Siantar dengan rajanya marga Damanik Ambarita
7.Kerajaan Tanah Jawa dengan rajanya marga Sinaga
Dari situlah, seiring berjalannya waktu, marga Purba memiliki banyak turunan marga. Marga Purba Sidasuha/Dasuha misalnya, yang kemudian terbagi menjadi Purba Sidadolog dan Purba Sidagambir.
Ada pula marga Purba Tambak yang bermigrasi ke Tanah Karo kemudian menjadi bagian dari marga Tarigan Tambak.
Marga Purba Sigumonrong, yang keturunannya menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Tanah Karo dan menjadi bagian dari marga Tarigan Gerneng. Juga marga Purba Tua, marga Purba yang merantau ke Tanah Karo dan menjadi bagian dari marga Tarigan Tua.
Referensi: Simanjuntak, BA, dkk. (1979). Sistim Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Sumatera Utara. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan.
#PesonaDanauToba
#DiDanauTobaAja
#PesonaSimalungun https://www.kompas.com/stori/read/2024/04/16/070000179/sejarah-marga-purba?page=all.