KERAJAAN MAJAPAHIT DALAM CATATAN PERJALANAN PENJELAJAH EROPA (ITALIA)
KERAJAAN MAJAPAHIT DALAM CATATAN PERJALANAN PENJELAJAH EROPA (ITALIA)
Odorico da Pordenone (nama asli Odorico Mattiussi, atau Mattiuzzi) (Villanova, Pordenone, k.1286 - Udine, Friuli, 14 Januari 1331) adalah seorang pendeta Ordo Fransiskan dan penjelajah terkenal Abad Pertengahan yang berasal dari Italia.
Ia menulis dalam bukunya "Itinerario de Ludouico de Varthema Bolognese", "Perjalanan Pendeta Odorico da Pordenone". Ia mengunjungi beberapa tempat di Nusantara: Sumatra, Jawa, dan Banjarmasin di Kalimantan
Perjalanan Odorico ke Timur dimulai sekitar tahun 1316-1318 dari Venesia, kemudian melalui Konstantinopel, Jazirah Turki dan Iran menuju Hormuz di Teluk Persia. Dari Hormuz perjalanan dilanjutkan dengan berlayar, dan berturut-turut menyinggahi berbagai pelabuhan di Mumbai, Malabar, Srilangka, Madras, Sumatra, Jawa, Banjarmasin di pantai selatan Kalimantan, Champa, dan akhirnya Guangzhou.
CATATAN TENTANG KERAJAAN MAJAPAHIT
Gambaran Majapahit menurut Odorico Mattiussi, pendeta yang namanya lebih dikenal dengan Odorico da Pordenone, menyebutkan: "Raja (Jawa) memiliki bawahan tujuh raja bermahkota. [Dan] pulaunya berpenduduk banyak, merupakan pulau terbaik kedua yang pernah ada.... Raja pulau ini memiliki istana yang luar biasa mengagumkan. Karena sangat besar, tangga dan bagian dalam ruangannya berlapis emas dan perak, bahkan atapnya pun bersepuh emas. Khan Agung (Kubilai Khan) dari China beberapa kali berperang melawan raja ini; akan tetapi selalu gagal dan raja ini selalu berhasil mengalahkannya." Odorico menyebut bahwa Raja Jawa memerintah atas "tujuh raja yang bermahkota".
Mungkin yang dimaksudnya merujuk pada Bhattara Saptaprabhu atau tujuh Bhattara atau Bhre (Adipati/Adipati Wanita), yang merupakan tujuh penatua berpengaruh dan juga memerintah tujuh nagara atau kerajaan daerah, sesuai dengan provinsi Majapahit di timur dan tengah Jawa; yaitu Kahuripan, Daha, Tumapel, Wengker, Lasem, Pajang, dan Mataram. Daerah-daerah tersebut merupakan kawasan inti dari negara Majapahit.
Di buku itu Odorico hanya menyebut kunjungannya di Jawa, tanpa menjelaskan lebih rinci nama tempat yang ia kunjungi. Selain raja Jawa yang menguasai tujuh raja bawahan, diisebutkan juga di pulau ini terdapat banyak cengkih, kemukus, pala, dan berbagai rempah-rempah lainnya.
Ia pun menyebutkan istana raja Jawa yang sangat mewah dan mengagumkan, penuh bersepuh emas dan perak. Ia menyebut pula bahwasannya raja Mongol beberapa kali berusaha menyerang Jawa, tetapi selalu gagal dan berhasil diusir kembali. Kurun waktu yang dilalui Odorico selama perjalannya di Nusantara antara tahun 1318-1330, bersamaan dengan era Majapahit di bawah kekuasaan Raja Jayanegara atau Tribhuana Tunggadewi. Di masa ini Majapahit masih belum menapaki klimaks kejayaannya.
Kemudian Odorico melanjutkan perjalanannya menuju Brunei Darussalam. Catatan dari situs resmi Vikariat Apostolik Brunei Darussalam menyebutkan bahwa Odorico mengunjungi Brunei Darussalam di tahun 1325.
Sekitar tahun 1324-1327, Odorico tinggal di Cina yang saat itu di bawah kekuasaan Dinasti Yuan, untuk menjalankan tugas misionarisnya. Ia kemudian melakukan perjalanan pulang melalui jalan darat, rutenya diperkirakan melewati Mongolia, Tibet, Persia utara, dan Tabriz di perbatasan Iran dan Armenia.
Atas tugas-tugas misionarisnya, ia dijuluki "Rasul bagi Bangsa Cina". Dalam perjalanan ketika hendak melapor kepada Paus di Avignon, Odorico jatuh sakit di Pisa. Ia kemudian kembali ke Udine Italia dan meninggal di sana tahun 1331. Pada bulan Juli tahun 1755, Odorico dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIV.