Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Parahu memiliki ketinggian + 2.048 mdpl. Gunung ini terbagi menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Bandung Barat dan bagian Utaranya masuk ke Kabupaten Subang. Pintu gerbang TWA Tangkuban Perahu berada sekitar 29 km sebelah utara Kota Bandung.


Gunung Tangkuban Parahu sempat meletus beberapa kali. Orang yang sempat mencatat letusan pertamanya adalah botanis sekaligus geologis bernama Franz Wilhelm Junghuhn. Berdasarkan catatan yang dibuat Junghuhn tahun 1853, catatan pertama tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu adalah tahun 1829. Tak ada data tentang letusan sebelumnya. Setelah itu letusan beristirahat selama 17 tahun, letusan berikutnya terjadi pada tahun 1846. Setelah itu gunung tercatat aktif berturut-turut tahun 1867 dan 1887. Letusan besar berikutnya terjadi tahun 1896 setelah gunung mengalami masa istirahat 50 tahun. Aktivitas atau letusan kemudian terjadi tahun 1910, 1929, 1935, 1946, 1947, 1950, 1952, 1957, 1961, 1965, 1967, 1969, 1971, 1983, 1992, 1994, 2004 dan 2019


Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunung berapi aktif dan masih sering sekali aktif dan memiliki banyak kawah aktif. Sepanjang sejarahnya, aktivitas yang terjadi di gunung Tangkuban Parahu telah membentuk 13 kawah. Tiga kawah diantaranya populer dijadikan destinasi wisata, yakni Kawah Ratu, Kawah Upas, dan Kawah Domas.


Sementara perincian 13 kawah lengkapnya sebagai berikut: Kawah Upas terdiri dari Kawah Upas (termuda), Kawah Upas (muda), dan Kawah Upas (tua). Kawah Ratu juga terdiri dari Kawah Ratu (1920), Kawah Ratu (muda), dan Kawah Ratu (tua). Kemudian ada kawah baru, Kawah Pangguyangan badak, Kawah Badak, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, dan Kawah Domas. Selain kawah Ratu, kawah Domas dan Kawah Upas, kawah lainnya tidak boleh ddatangi karena kawahnya mengandung gas beracun aktif.

Kawah Ratu merupakan kawah yang paling besar dan cantik kawasan Tangkuban Perahu. Anda akan menemukan sebuah prasasti di pelataran parkir. Selain itu, dari sini anda sudah bisa melihat panorama Kawah Ratu. Nampaknya sangat mudah menuruni kawah ini tapi pengunjung dilarang untuk turun ke bawah. Gas beracun di kawah tersebut sangat berbahaya.


Kawah Domas jarang dikunjungi mungkin karena papan namanya terlalu kecil sehingga tidak terlihat. Mungkin juga karena pemandangannya tidak semenarik Kawah Ratu. Tapi, Kawah Domas bisa menjadi alternatif kedua tujuan wisata di Tangkuban Perahu. Meski tidak seramai Kawah Ratu, kawah ini mempunyai sumber air panas yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit. Dan di sini juga anda bisa merebus telor langsung di kawahnya.


Cobalah datang ke Kawah Upas. Kita bisa menikmati keindahan Tangkuban Perahu dari sisi Kawah Upas. Jalan menuju ke tempat ini mudah karena tidak perlu mendaki. Kalau ingin mengunjungi Kawah Upas, kita juga dapat melalui jalur Parongpong. Perjalanan yang akan kamu tempuh kurang lebih tiga jam. Tapi, jangan khawatir, perjalananan pasti terasa menyenangkan karena melewati hamparan perkebunan teh yang memukau.


Mengunjungi kawah Tangkuban Parahu relative mudah karena lokasi parkir langsung berada di pinggir kawah Ratu. Fasilitas disini sudah cukup lengkap termasuk kios2 yang menjual cindera mata

Adapun harga tiket di TWA Gunung Tangkuban Parahu seperti yang tertera di website resmi mereka (sampai tahun 2023), merilis harga karcis masuk untuk pengunjung nusantara atau turis lokal Rp20.000 di hari biasa dan Rp30.000saat week end, sedangkan pengunjung mancanegara Rp200.000 di hari biasa dan Rp300.000,- saat week end. Tarif lainnya yaitu kendaraan roda 2 Rp14.500, kendaraan roda 4 Rp25.000-Rp30.000, dan bus Rp110.000-Rp125.000,- 


Sebagai tempat wisata yang sudah dikenal dunia maka lokasi ini sudah ditandai dalam Google Maps