Sultan Agung Mataram
Sultan Agung Mataram
Selepas wafatnya Panembahan Senopati, Tahta Mataram digantikan oleh Putranya Panembahan Anyakrawati, dimasa ini daerah bawahan Mataram banyak yang memberontak, maklum dahulu hampir separuh wilayah Mataram zaman Panembahan Senopati diperoleh dengan jalan penaklukan. Para negeri taklukan Mataram tersebut berfikir Panembahan Anyakrawati tidak sehebat ayahnya dari itulah banyak Kadipaten yang berontak.
Disisi lain, ketika keuangan Mataram terkuras untuk biaya penumpasan Pemberontakan dan waktu itu juga Panembahan Anyakrawati sedang sakit-sakitan, putra Mahkota justru kondisinya tidak menyakinkan (Cacat/Keterbelakangan Mental), sehingga berdasarkan anjuran para Pembesar Mataram yang tidak ingin Mataram hancur jika dirajai oleh Raja yang tidak layak, mereka akhirnya mendesak Panembahan Anyakrawati yang sedang sakit keras untuk menobatkan Mas Rangsang (Kelak Menjadi Sultan Agung) menjadi Putra Mahkota dan kemudian merajakannya. Meskipun Mas Rangsang terlahir dari seorang selir.
Mas Rangsang, atau Sultan Agung adalah Putra Panembahan Anyakrawati dengan Dyah Banawati Putri dari Arya Panggiri, Sultan Pajang terakhir.