Asal Usul siapa yang membangun Candi Borobudur

Asal-usul dan siapa yang membangun Candi Borobudur kemudian dikaitkan dengan bukti sejarah terkait dengan kerajaan yang pernah berdiri di wilayah ini pada masa lampau.


Sosok yang membangun Candi Borobudur adalah Raja Samaratungga dari Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Buddha.


Pendapat ini salah satunya merujuk pada temuan Prasasti Karangtengah/Parasasti Kayumwungan dan Prasasti Tri Tepusan.


Dilansir dari laman Kemendikbud, menurut interpretasi sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya disebutkan bahwa pendiri Candi Borobudur adalah Raja Samaratungga.


Pendapat selanjutnya adalah menurut arkeolog Indonesia yang terlibat dalam pemugaran Candi Borobudur, Soekmono yang menginterpretasikan bahwa bangunan yang disebut Jinalaya yang dibangun oleh Raja Samaratungga dalam Prasasti Karangtengah diduga merujuk pada Candi Borobudur.


Raja Samaratungga adalah keturunan Dinasti Syailendra yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Buddha.


Samaratungga memerintah menggantikan ayahnya yang bernama Sri Dharmatungga.


Pada periode pemerintahan Dinasti Syailendra ini diperkirakan menjadi masa keemasan dengan perkembangan di berbagai bidang, seperti agama, politik, ilmu pengetahuan, budaya, kesenian, dan sosial.


Pembangunan Candi Borobudur dilakukan secara bertahap dan bergotong royong sebagai bentuk kebaktian pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra yang menganut aliran Buddha Mahayana.


Hal ini tergambar dari susunan tingkatannya yang secara filosofis terdiri dari tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. Proses pembangunan candi diyakini dimulai dengan meratakan tanah, baru kemudian menyusun struktur batuannya secara bertahap.


Batuan andesit disusun membentuk 9 teras berundak yang terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan 3 teras berdenah lingkaran, dengan sebuah stupa induk di puncaknya Tak hanya besar dan megah, Candi Borobudur juga dihiasi dengan 2.672 relief dan 504 patung Buddha.


Waktu pembangunan Candi Borobudur diperkirakan dimulai dari akhir abad ke-8 (sekitar tahun 824) hingga abad ke-9.


Karena dibangun dengan waktu hampir satu abad, peresmian Candi Borobudur kemudian dilakukan oleh keturunannya yaitu Pramodawardhani, yang juga merupakan istri dari Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Sampai saat ini Candi Borobudur masih digunakan sebagai tempat ibadah bagi penganut agama Buddha dari seluruh Indonesia. 


Sumber: bobo.grid.id  kebudayaan.kemdikbud.go.id  gramedia.com  kompas.com ( Penulis : Verelladevanka Adryamarthanino, Widya Lestari Ningsih | Editor : Widya Lestari Ningsih, Nibras Nada Nailufar).