Demi mengakhiri perang saudara antar pewaris Airlangga (990 - 1049 M)
Demi mengakhiri perang saudara antar pewaris Airlangga (990 - 1049 M), Mpu Baradah membelah pulau Jawa dan menyegel batas-batasnya dengan kutukan.
Imbasnya, Kerajaan Airlangga pecah menjadi dua yakni Janggala dan Kadhiri. Batas gaib yang dibuat Mpu sakti ini sangat kuat, bahkan untuk mematahkannya pada zaman Majapahit dibangun candi Prajnaparamitapuri di Bayalangu.
Menurut catatan Negarakertagama, yang memberkatinya adalah Mahapendeta Jnyanawidi, yang diyakini jelmaan Mpu Baradah.
Lontar Calon Arang (1540 M) menceritakan dengan epik kesaktian Mpu Baraddah, dia dapat menyembuhkan banyak orang bahkan mampu menghidupkan yang telah mati asal mayatnya belum rusak.
Selain itu, Mpu Baradah juga dapat menciptakan gempa bumi, meski ujung-ujungnya kalah taktik dengan saudara tuanya, Mpu Kuturan, yang memagari pulau Bali dengan tsunami.
Sumber tertua mengenai tokoh ini adalah Prasasti Wurare (1289 M), yang dikeluarkan Maharaja Kertanegara (1268-1292 M) dan bisa disaksikan di arca Joko Dolog, Surabaya.
Sumber : Dilansir Portal Majalengka