KAMPO MLAJU DAN DOU MLAJU
KAMPO MLAJU DAN DOU MLAJU
Kampo Mlaju atau kampung Melayu pertama di sori kempa setelah dilanda banjir besar 1680 akhirnya oleh penghulu melayu pertama Dato Maharajo Lela meminta ijin pada sultan Bima dipindahkan sebelah selatan sungai di antara tanah yg dikembalikan (tolobali).
Mereka menetap dikampung barunya dan membangun basis penyiaran Islam oleh Dato Rahman dan murid lainnya dari Syekh Jalaluddin Alaidid.
Setelah kampung Melayu berkembang, tahun 1779 sultan Abdul Hamid memperbaharui perjanjian istimewa dengan Dou Mlaju (orang Melayu) yg di wakili penghulu Sulaiman.
Kondisi politik tahun 1779 sangat rumit, usaha kudeta saudara sultan yg gagal dengan kaum tarekat Rifa'iyah membuat sultan berhati-hati pada para pendatang.
Sultan Abdul Hamid mengeluarkan kebijakan untuk kampung baru di pesisir dan penghuninya tidak sembarang masuk di Rasanae harus melewati ijin Bumi Soro,
Untuk pendatang Sulawesi ditempatkan kampo Soro yg dihuni orang Bugis, Makassar dan mandar. Di ketuai oleh seorang matoa, sedangkan kampung Melayu juga masuk pendatang peranakan arab atau dulu disebut para Koja, mereka diketuai oleh penghulu.
Untuk wilayah kampung wolanda (kampung benteng) penduduknya peranakan Tionghoa dan Eropa diketuai oleh seorang letnan atau fetor.
Foto Kampung Melayu