DAHSYATNYA LETUSAN GUNGUNG TAMBORA

Dahsyatnya Letusan Tambora


Diwilayah barat dan barat daya Gunung Tambora, sebanyak 40 jiwa dari Kempo selamat dari letusan Tambora, 26 warga kerajaan Pekat berhasil menyelamatkan diri ke Sumbawa, sementara 2 pasang warga Tambora dilaporkan selamat setelah berlindung dibalik Bukit yang ada tak jauh dari kampung Tambora (kadindi). Namun 2 pasang warga Tambora itu tidak diketahui lagi kabarnya. Sementara warga pekat yang ke Sumbawa akan selamat karena ada pasukan yang dikirim dari jawa ke Sumbawa untuk membawa bantuan beras. 

Raja Sanggar bercerita pada Letnan Philips,  bahwa sore hari itu terlihat tiga puncak yang ada di gunung Tambora mengeluarkan api. Sejurus kemudian ketiganya terangkat tinggi keudara dan menjadi satu dengan cara yang membingungkan. Kemudian pandangan tidak terlihat jelas lagi karena semua sudah tertutup abu dan batu yang jatuh.

Letusan juga mengakibatkan angin kencang yang mampu mengangkat atap atap rumah warga di Sanggar. Dilokasi yang lebih dekat dengan Tambora, sejumlah pohon besar terangkat dari tanah dan menyatu diudara dengan manusia, rumah dan ternak.

Letusan juga menyebabkan tsunami yang menyapu lahan pertanian dan kampung yang ada di Sanggar. Tsunami ini juga terasa di Bima dan masuk sampai kolong rumah warga. 

Setelah itu semua orang kelaparan.

Bahkan seorang putri Raja Sanggar meninggal karena kelaparan. Mayat mayat berserakan disepanjang jalan ketika melewati perkampungan. Selain kelaparan, ancaman lain pasca bencana adalah kematian akibat diare yang mematikan.

Sementara dilaut, sebuah kapal yang hanya berjarak 5 mil dari gunung Tambora melihat  bagaimana gunung itu terbakar dan lontaran batu apung menghantam kapal mereka. Tiba tiba arus air laut begitu kencang mendorong mereka kearah barat. Belum lagi harus berjibaku dengan bongkahan bongkahan batu apung yang mencapai 7 mil luasnya untuk diarungi. 

Sebuah kapal lain di Makassar juga tertarik untuk mengetahui dari dekat tentang letusan gunung yang ada di barat daya makassar ini. Lontaran batu dari letusan Tambora ini hampir menghancurkan papan papan kapalnya.

Pada tanggal 13 meninggalkan makassar dan tiba dipulau sumbawa tanggal 18 april. Ketika mendekati bima, mulut teluk bima sudah dipenuhi batu apung dan pohon pohon yang hangus terbakar. Agak sulit menarik kapalnya masuk ke teluk bima. Tanggal 19 tiba diteluk Bima. Dipelabuhan Bima sudah bersandar kapal dari Ternate yang bersandar 1 bulan sebelumnya.

Wilayah barat Tambora hingga Jawa Timur sangat berdampak dari letusan Gunung Tambora. Sementara wilayah timur, diselematkan oleh angin muson timur yang mendorong abu vulkanik dan awan panas kebarat, hingga orang orang di wilayah timur masih bisa merayakan hari Raya Paskah mereka saat letusan Gunung Tamboro.

Di Jawa, letusan Gunung Tambora ini dikaitkan dengan pernikahan anaknya Nyi Roro Kidul. Dentuman Tambora dikatakan sebagai dentuman meriam pasukan Nyi Roro Kidul saat upacara pernikahan, sementara abu vulkanik adalah asap meriam.

Di Bali, Latusan Tambora menjadi pertanda gentingnya situasi politik kerajaan Bali. Seorang  pangeran yang lebih muda di Buleleng terbunuh dalam perebutan kekuasaan dengan kakaknya.

7 tahun (1808) sebelum meletusnya Tambora, sebuah gunung berapi di Bali juga meletus namun tidak sedahsyat Gunung Tamboro.