KAPAL BOROBUDUR
KAPAL BOROBUDUR
Pada Tahun 1992, seorang peneliti asal Jepang bernama Yoshiyuki Yamamoto berhasil merekonstruksi kapal yg terpahat di candi Borobudur. Menariknya, sebelum Yoshiyuki menemukan siapa yg bisa membuat kapal semacam itu, maka iapun mencarinya kemana-mana. Termasuk ke pulau Sumatra dan juga banyak menemui pembuat kapal di daerah pantura di pulau Jawa. Namun tidak ada satupun yg bisa memahami cara pembuatannya. Maka selanjutnya ditunjukkan kepadanya agar segera menuju Madura yaitu di pulau Kangean, namun juga tdk ada yg memahami cara pembuatan kapal sejenis itu.
Dari Pulau Kangean, berikut ditunjukkan lagi untuk menanyakan kepada pembuat kapal yang ada di Bira, Provinsi Sulawesi Selatan. Saat di Bira, Yoshiyuki menemukan jawabannya. Orang Bira atau orang Bugis menyebutnya sebagai kapal "LAMBO". Lantas mereka masih bisa membuatnya. Maka perintah pembuatannya dilaksanakan dan jadilah sebuah kapal. Berikut kemudian dilayarkanlah kapal itu ke Jepang oleh Pelaut Sul-Sel. Setelah sampai di Jepang, kapal tersebut disimpan di museum maritim Osaka, Jepang.
Usai Yoshiyuki, rekonstruksi ulang dilakukan oleh Nick Burningham arkeolog asal Australia dan Philip Beale asal Inggris. Lalu kemudian berlayar sampai ke Madagascar. Tapi sayang ada yang menggelitik di hati. Yakni pelaut yg mampu memegang kemudi dari jarak jauh adalah berasal dari Makassar dan yang bisa membuat kapal sejenis itu adalah org dari Makassar juga, tetapi narasinya dianggap sbg peninggalan Sriwijaya dan Wangsa Syailendra. Bahkan kebanyakan yang tak merasa malu mengklaim sebagai kepunyaan Majapahit.