DETIK-DETIK TENTARA MAJAPAHIT DIHABISI TENTARA SUNDA

DETIK-DETIK TENTARA MAJAPAHIT DIHABISI TENTARA SUNDA


Pararaton mencatat bahwa pada saat Upacara Pengangkatan Gajah Mada sebagai Mahapatih ia dengan lantang mengucapkan sumpah, katanya " Jika sudah takluk Nusantara, [maka] aku amukti palapa. Jika [sudah] takluk Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, barulah aku amukti palapa".


Karena dalam sumpahnya Sunda termasuk negeri yang harus ditaklukannya, maka dalam rangka menaklukan Sunda Gajah Mada mengutus dua Panglima Pilih Tanding untuk melakukan serbuan Kesunda (Pa-Sunda). 


KIdung Sunda, Naskah Jwa yang ditemukan dibali mencatat, jika Panglima Majapahit yang ditutus untuk melakukan Pa-Sunda adalah Matri Les dan Matri Baleteng. 


Iringan tentara Majapahit yang dipimpin dua Panglima itu akhirnya menuju Sunda, namun diperbatasan Kedua negara, Tentara Sunda rupanya telah menghadang. Perang akhirnya berkecamuk dengan hebat.


Perang terhadi disuatu perbukitan di Jipang (Jipang Sekarang Masuk Dalam Wilayah Kab Brerebs dimana Rakyatnya  Menggunakan bahasa dan Busaya Sunda), Orang-Orang Jipang yang meguasai Medan menghancur leburkan tentara Majapahit. 


Mula-mula Tentara Sunda mengincar Matri Les dan Matri Baleteng. Kedua Panglima itupun wafat tertebas Parang. Setelah kematian dua Panglima itu, barisan tentara Majapahit kacau. Mereka kocar-kacir. 


Tentara Sunda yang sudah mengamuk melakukan pembabad habisan. Sebagian besar Prajurit Majapahit melarikan diri, sebagiannya menyerah. Yang melarikan diri terus dikejar, bahkan ketika Pelarian terhenti karena didepannya Jurang, Prajurit Majapahit yang gemetar lebih memilih meloncati Jurang Ketimbang menyerahkan diri. 


Selepas Peritiwa Invasi Gagal ini, Gajah Mada nantinya tidak lagi melakukan serangan ke Sunda. Kelak Gajah Mada menggunakan taktik tipuan untuk mencoba menaklukan Sunda, caranya dengan menjebak raja Sunda datang ke Majapahit (Tragedi Bubat).